SOROT BALI, DENPASAR – Pendidikan kita khususnya di bali dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan yakni ranking prestasi anak anak khususnya ditingkat nasional kalau kita lihat pada tahun 2023 penurunan ranking prestasi untuk siswa di tingkat nasional yakni di bawah 100 hal itu karena sistem aturan pendidikan banyak kelemahan terutama pada saat penerimaan siswa baru, “ Maka untuk itu tahun 2024 harus ada evaluasi sistem aturan pendidikan baik di pihak Pemerintah dan pemangku kepentingan maupun dari pihak pengelola sekolah. “ Kata Ketua Yayasan Dwijendra Denpasar, Dr. I Ketut Wirawan SH. M.Hum kepada awak media, Jum,at (1/12/2023).
Ketua Yayasan Dwijendra Denpasar, Dr. I Ketut Wirawan. SH. M.Hum menyampaikan, Secara garis besar yang menjadi top trending atau banyak yang digaungkan di masyarakat adalah dalam penerimaan siswa baru khususnya untuk Sekolah Menengah Atas , yakni SMA/ SMK yang mana sebagian besar siswa baru ditarik ke sekolah negeri pada hal aturan juknis penerimaan siswa baru sekolah negeri seharus nya sesuai dengan kuota yang ditentukan namun sebagian besar siswa ditarik ke sekolah negeri sehingga melebihi daya tampung, selain itu setiap rombel seharusnya diisi maksimal 36 orang namun nyatanya diisi 40 orang keatas setiap rombelnya dan juga ada penambahan ruang kelas baru, “ Nah inilah salah satu permasalahan yang menyebabkan penurunan siswa dan prestasi khususnya di sekolah swasta, yang mana seharusnya Sekolah negeri harus lebih banyak menampung siswa miskin namun pada kenyataannya banyak siswa miskin yang tidak dapat bersekolah disekolah negeri akhir nya ditampung disekolah swasta.
Untuk itu Pemerintah seharusnya memberikan ruang yang banyak untuk menampung siswa miskin di sekolah negeri namun kenyataannya banyak siswa miskin yang tidak dapat di Sekolah negeri dan akhirnya di tampung di sekolah swasta,
Padahal Kalau kita lihat banyak sekolah negeri menampung siswa orang orang kaya banyak siswa di sekolah negeri yang membawa mobil mereka hanya mencari ijasah saja sedangkan untuk mencari ke pinteran mereka belajar di Bimbel,
“ Menurutnya, Di Sekolah swasta itu kan harus bayar dan di sekolah negeri itu tidak bayar maka ini lah masalahnya sehingga masalah Rangking dan prestasi menurun, “ Namun syukur kami di Dwijendra masih bisa berjalan dan eksis dalam pendidikan dan juga dalam mengembangkan bakat dan prestasi anak anak.
Kalau di sekolah swasta yang lain banyak yang gulung tikar, “ Nah itulah problemnya sehingga bagaimana kedepan kita bisa evaluasi dan memperbaikinya yaitu sistem aturan pendidikan khususnya pada penerimaan siswa baru .” Kata Ketut Wirawan kepada awak media.
Lebih lanjut dikatakan Wirawan, bukan saja problema penerimaan siswa baru yang harus menjadi perhatian Pemerintah namun Saat ini permasalahan kebutuhan guru khususnya disekolah swasta harus jadi perhatian Pemerintah pasalnya banyak guru swasta yang sudah ada di data Dapodik melamar menjadi guru PPPk dan setelah jadi mereka sekarang ditarik atau ditugaskan kesekolah lain, “ Menurutnya, seharusnya guru tersebut tidak di tugaskan ditempat lain namun di tugaskan kembali ke sekolah asalnya, karena mereka kita sudah bina dari awal setelah jadi mereka hilang semua, nah dimana tanggung jawab pembinaan dari pemerintah, karena bagaimanapun juga pendidikan itu sangat penting untuk masyarakat kedepan,” ujarnya.
Belum lagi masalah bimbingan bagi anak anak remaja sekarang ini, yakni ada geng motor, Narkoba, ada LGBT dan Penyakit penyakit yang lain seperti Aids
nah ini siapa yang ber tanggung jawab terhadap perilaku anak anak sekarang maka disinilah pemerintah , orang tua dan guru guru sekolah harus berada di depan karena kalau ini dibiarkan bagaimana generasi kita kedepan , Karena membangun bangsa ini tidak hanya secara pisik saja seperti, membangun jembatan dan jalan saja namun jiwanya dan karakter harus juga dibangun.
Nah sekarang kalau kita lihat anak anak masuk sekolah dengan bantuan orang tua dengan jalan belakang dan curang, sudah dari kecil mereka di ajar curang dan kalau besar natinya bagaimana mereka bisa percaya diri lagi inilah semua probem di negara kita.
Sementara Presiden kita Bapak Joko widodo saat jadi Presiden mengatakan Revolusi mental, “ mana revolusi mental yang dikatakan, dari kecil sudah diajarkan curang kalau besar bisa menjadi mental korup jadinya.
Nah inilah problem yang kita hadapi sekarang semoga kedepan pada tahun 2024 kita evaluasi dan semoga penanganan pendidikan kedepan bisa dilakukan lebih baik lagi untuk masa depan penerus bangsa dan negara ini, “ terangnya.
Kata Wirawan, Coba kita mengadakan penelitian berapa banyak maha siswa kita dari provinsi bali yang diterima di universitas ternama di indonesia seperti, Universitas Indonesia Jakarta, UGM , Universitas Pejajaran, universitas Erlangga, ITB, tidak banyak anak anak lulusan SMA di bali bersekolah di Universitas ternama di Jawa, maka itu sebagai barometer pendidikan sehingga pendidikan yang kita buat di bali bisa diketahui apakah sudah berhasil dan itu sebagai evaluasi pendidikan,“ Maka dari itu pendidikan ini perlu di Evaluasi kenapa di Evaluasi karena rangking prestasi secara nasional menurun, dan yang perlu di evaluasi adalah karakter pemerintah dan sekolah negeri yakni pada saat penerimaan siswa baru karena banyak yang memakai jalan belakang.
Dan sekolah negeri yang melebihi kuota, dan itu sudah dilaporkan ke Ombusman mengapa hal itu tidak ditindaklanjuti “ Maka harapan kita bersama kedepan di tahun 2024 agar sistem aturan pendidikan yakni penerimaan siswa baru di perbaiki dan di evaluasi.” Ungkapnya.(*).