SOROT BALI, DENPASAR – Ketua Yayasan Dwijendra Denpasar, Dr. I Ketut Wirawan. S.H. M.Hum menyampaikan, Kegiatan ngelawar yang dilaksanakan hari ini oleh siswa SMP Dwijendra adalah rangkaian kegiatan sebelum pelaksanaan Pujawali yang akan di gelar besok pada minggu 29 oktober 2023. yang diikuti oleh seluruh warga sekolah, dari TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan Universitas serta para guru dan pegawai.
“ Menurutnya, Upacara pujawali pada Purnama kelima ini merupakan upacara ( odalan di pura sekolah) yang biasa kita lakukan setiap tahunnya, apalagi Yayasan Dwijendra merupakan sekolah yang bernuansa agama, namun yang terpenting adalah dalam melaksanakan upacara tersebut kita dapat diberi ketenangan, dan sementara untuk para siswa dalam melaksanakan pujawali tersebut nantinya dapat mempertajam pikiran maka dengan pikiran yang tajam siswa akan mampu lebih cepat menyerap pembelajaran disekolah,” Kata Ketut wirawan saat ditemui awak media disela sela kegiatan ngelawar. Sabtu (29/10).
“ Terkait Hari Sumpah Pemuda Ketut Wirawan menyampaikan, kita kembali kepada sejarah perjuangan bangsa bagaimana para pemuda mulai sadar akan kemerdekaan dan kesatuan pada dirinya yakni satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air indonesia dan mereka mulai bersatu dan pada hari sumpah pemuda mereka bersatu dengan satu bahasa yakni bahasa melayu, “ nah kenapa bahasa melayu dipakai karena bahasa melayu itu tidak ada tingkatan dan disepakati bahasa indonesia adalah bahasa melayu.
“Lanjut kata dia, Nah yang penting dalam sejarah ini bagaimana orang tua bisa memberi contoh kepada anak anak berbangsa dan bernegara, apalagi perkembangan jaman sekarang ini pelajaran tentang sejarah sudah mulai tergerus, nah sekarang bagaimana kita harus kembali mensosialisasikan tentang sejarah perjuangan bangsa itu sehingga anak anak bangga terhadap negara dan loyalitas terhadap negara. “ ujarnya.
Dan khususnya di bali kita ada Catur guru yakni ada pemerintahan di atas kita bahwa kita ada dalam satu negara bahwa yang memegang kedaulatan adalah negara itu dan yang harus di ingatkan pada anak anak bahwa hukum negara atau pemerintahan lebih tinggi dari hukum adat. “ ungkap Ketut Wirawan.( SB/ Agnes).